Wedding Agreement
Btari Hapsari (biasa dipanggil Tari) adalah pengusaha muda yang sukses dengan usaha roti goreng dan sering menghadiri seminar tentang wirausahanya, sedangkan Biantara Wicaksana (Bian) bekerja sebagai insinyur.
Mereka menikah bukan berdasarkan saling mencintai, tetapi dijodohkan oleh orang tua mereka.
(Diceritakan pada novel) Kedua orang tua mereka saling bersahabat dan saling mendukung; ketika keluarga Bian jatuh bangkrut, orang tua Tari membantu hingga bisa kembali bangkit, sehingga mereka bersepakat untuk menjodohkan anak-anak mereka. Mama Bian menderita kanker payudara dan sering menjalani kemoterapi, sehingga Bian menerima perjodohan itu untuk membahagiakan mamanya. Sedangkan orang tua Tari meninggal karena kecelakaan ketika Tari SMP; dan sejak itu Tari diasuh oleh Pakde dan Budenya yang tidak memiliki anak.
Sesaat setelah menikah, Bian memberikan Tari selembar kertas perjanjian yang bermeterai; bahwa mereka tidak boleh mengurusi kehidupan yang lain, dan pada saat usia pernikahan mereka berusia 1 tahun mereka akan bercerai, mereka akan menempati kamar terpisah, dan Tari dilarang untuk memasuki area pribadi Bian. Bian beralasan karena ia tidak mencintai Tari, dan sebelumnya Bian sudah bertunangan dengan Sarah (diceritakan pada novel — yang kemudian dibatalkan karena mama Bian tidak menyukai Sarah). Hal ini membuat Tari terkejut dan tidak mau menerima karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan. Bian pun menantang Tari jika tidak terima bisa menuntut cerai ke Pengadilan Agama.
Tari berusaha bersabar dengan tetap menyiapkan keperluan Bian dan membuatkan makanan soto Betawi walaupun Bian tidak pernah mau memakannya. Ami, sahabat Tari yang periang dan hobi bermain skateboard menasihati Tari untuk mengikuti kemauan Bian agar tidak menjadi beban pikiran Tari.
Di sisi lain Bian masih terus bertemu dengan Sarah dan berjanji akan menikahi Sarah setelah Bian dan Tari bercerai. Awalnya Sarah menolak karena ia tidak mau menjadi perusak rumah tangga, tetapi Sarah pun akhirnya bersedia menunggu. Bian mengajari Sarah mengendarai mobil, namun tetap meminta Sarah untuk berhati-hati saat berkendara, karena selama 5 tahun mereka berpacaran, Sarah selalu diantar-jemput Bian.
Pada suatu saat, Bian mengajak Tari untuk menghadiri acara ulang tahun papa Bian, mereka bersandiwara layaknya pasangan yang bahagia. Di acara itu, mereka bertemu sepupu Bian, Aldi. Bian tidak menyukai Aldi karena Aldi mengetahui hubungannya dengan Sarah, dan mereka meninggalkan acara walaupun masih berlangsung. Tari kemudian meminta kompensasi karena sudah bersandiwara di depan orang tua Bian, Tari meminta Bian untuk menemaninya belanja bulanan di supermarket. Ketika Tari menunggu Bian untuk makan di restoran sushi, Bian tak kunjung datang. Ternyata Bian justru mendatangi Sarah karena Sarah baru mengalami kecelakaan ringan. Pada momen yang lain, Pakde dan Bude Tari datang ke rumah mereka untuk menginap, dan mereka kembali bersandiwara sebagai pasangan bahagia. Bude juga menasihati Tari untuk bersabar karena Bude dan Pakde juga menikah dengan perjodohan, namun Tari menutupi keadaan rumah tangganya kepada Bude.
Suatu saat, Bian jatuh sakit. Walaupun dengan sikapnya datar dan dingin kepada Tari, Tari tetap sabar mengurus Bian yang sakit. Perlahan watak Bian mulai melunak, bahkan mengizinkan Tari menyuapinya bubur, hal ini membuat Tari bahagia. Keadaan berubah ketika Sarah datang ke rumah mereka untuk menjenguk Bian, Tari merasa hancur dan pergi meninggalkan rumah seharian. Bi Darmi pun terkejut saat melihat Bian dan Sarah berpelukan. Ketika Tari pulang Bian marah pada Tari karena pergi, Tari berbalik marah karena ia tidak mau berada di rumah jika Sarah datang, Bian pun minta maaf.
Tari yang masih merasa kecewa akan menghadiri seminar di Bandung bersama Ami dan tidak diizinkan Bian karena akan ada acara arisan keluarga. Bian menasihati Tari bahwa dalam agama Islam, istri tidak boleh bepergian tanpa seizin suami; namun karena merasa tidak diberitahu dari awal Tari memilih untuk tetap pergi. Masalah-masalah muncul dalam perjalan Tari ke Bandung; mulai dari kartu tol yang habis saldonya, ban mobil kempis, dan mesin mobil yang mengeluarkan asap. Sementara di acara, keluarga Bian bertanya-tanya tentang Tari yang tidak datang. Kinan, adik Bian, menduga rumah tangga Bian sedang bermasalah. Tiba-tiba Tari datang ke rumah keluarga Bian dan beralasan tidak akan pergi sebelum ada izin, sehingga kecurigaan Kinan dan orang tua Bian pun hilang.
Kemudian Tari kembali meminta kompensasi karena kedatangan Sarah sebelumnya; Tari meminta Bian menemaninya berjalan-jalan di akhir pekan. Tari mengajak Bian pergi berkeliling Jakarta menggunakan MRT. Di sana Bian bercerita asal mula hubungannya dengan Sarah dan keterkaitan dengan penyakit mamanya. Bian merasa bingung karena mulai menyayangi Tari.
Tari hanya meminta di sisa waktu "kontrak pernikahan" mereka, untuk mencoba menikmati pernikahan mereka dan menjadi istri yang berbakti kepada suami.
Bian dan Tari semakin dekat karena sikap Tari yang baik dan sabar; Bian merasa Tari bisa membuatnya berubah ke arah yang lebih baik. Ketika Bian dan Tari ke supermarket untuk berbelanja, Tari bertemu Sarah saat Bian pergi sebentar ke toko sepatu. Sarah menjelaskan karena mereka sama-sama perempuan bahwa hubungannya dengan Bian tidak bermaksud untuk menyakiti perasaan Tari, dan Sarah tidak mau merusak rumah tangga orang lain. Tetapi Tari telanjur marah karena Sarah dan Bian masih sering bertemu dan menegaskan bahwa ia hanya menjaga rumah tangganya agar seperti rumah tangga pada umumnya.
Sementara itu Aldi sering menghadiri seminar Tari untuk belajar wirausaha pada Tari, dan selalu menasihati Tari agar bersabar. Ami selalu menggoda Aldi jika bertemu. Suatu ketika Bian yang menjemput Tari di seminar bertemu Aldi dan meminta Tari untuk tidak dekat dengan Aldi. Aldi juga sempat singgah ke rumah Bian karena mengantarkan titipan mama Bian. Bian yang cemburu mengeluarkan kata-kata yang menyinggung Tari.
Malam harinya, Tari bermaksud pergi menonton dengan Ami, namun dilarang Bian dan meminta Tari untuk menemaninya menonton film romantis di rumah (menampilkan potongan film Romeo + Rinjani). Ketika dalam film ada adegan ciuman, Tari menutup mata dan segera masuk ke kamar, namun ditahan oleh Bian, dan digandeng Bian ke arah kamar Bian, di sanalah akhirnya mereka berhubungan suami istri. Setelah itu mereka kembali melanjutkan menonton. Ketika dalam film menampilkan adegan perpisahaan, Tari berkata jika suatu saat mereka berpisah, Tari akan berdoa agar Allah mempertemukan mereka kembali.
Bian menerima telepon dari Sarah bahwa ia kembali mengalami kecelakaan dan dirawat. Awalnya Bian tidak mau mengangkatnya, tetapi Tari mengizinkan.
Tari menemani Bian ke rumah sakit menjenguk Sarah. Saat menunggu di luar, Tari bertemu Aldi. Ketika Tari dan Aldi tiba di ruangan Sarah, mereka melihat Bian dan Sarah berpelukan yang membuat Tari merasa sedih dan kecewa. Tari memutuskan pergi sementara waktu untuk menenangkan diri. Sebelum pergi Tari meminta Bian untuk meninggalkan Sarah karena ia sudah mencintai Bian, tetapi tidak dijawab oleh Bian. Sepeninggal Tari, Bian merasa sepi dan kehilangan Tari. Ia berkali-kali berusaha menghubungi Tari namun tak diacuhkan.
Setelah meninggalkan rumah selama 1 minggu, Tari menemui Pakde dan Budenya; dan dinasihati agar menjadi istri yang berbakti dan jangan lari dari masalah.
Bian yang sedang menemani Sarah di rumah sakit memutuskan hubungannya dengan Sarah dan bermaksud tetap melanjutkan pernikahannya, karena ia sudah mencintai Tari. Sarah tidak terima dan merasa diperlakukan tidak adil, karena ia sudah bersedia menunggu Bian.
Sarah yang sudah kembali sehat menemui Bian di rumahnya yang sedang menunggu Tari pulang. Sarah akhirnya memutuskan untuk menerima kenyataan bahwa hubungannya dengan Bian tidak bisa dilanjutkan. Sarah bercerita bahwa selama ia terpuruk, Aldi selalu menemaninya, dan ia bermaksud menikah dengan Aldi. Tari akhirnya memutuskan untuk pulang, namun sesampainya di rumah ia melihat Bian dan Sarah berpelukan untuk perpisahaan mereka, dan membuat Tari salah paham. Bian mencoba mengejar Tari, tetapi Tari kembali pergi meninggalkan Bian.
Esoknya Aldi menemani Bian menemui Ami untuk menanyakan keberadaan Tari; ternyata Tari sedang dalam perjalanan ke Pengadilan Agama. Bian menyusul ke sana, namun mereka terjebak macet. Bian pun melanjutkan perjalanan menggunakan MRT. Di dalam MRT, Bian berdoa seperti yang pernah Tari ungkapkan sebelumnya. Di dalam MRT ia bertemu Tari yang ternyata tidak tahu lokasi Pengadilan Agama berada. Bian merobek kertas perjanjian pernikahan mereka dan menegaskan jawaban dari pertanyaan Tari; bahwa ia telah memutuskan untuk memilih Tari dan meminta Tari untuk menjadi istri yang sesungguhnya tanpa sandiwara.
Film diakhiri dengan adegan pernikahan antara Aldi dan Sarah.
No comments:
Post a Comment